JAKARTA, KABARHITCOM (27/3) – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali melakukan survei pemantauan harga dan ketersediaan komoditas pangan di pasar tradisional serta pasar modern. Survei ini merupakan lanjutan dari pemantauan yang telah dilakukan sejak awal Ramadhan guna memastikan stabilitas harga dan stok pangan, serta mencegah potensi praktik spekulatif yang dapat merugikan masyarakat.
Dari hasil survei, KPPU mencatat bahwa mayoritas harga komoditas pangan mengalami kenaikan, namun stok masih relatif tersedia di pasaran. Dua komoditas yang mengalami lonjakan harga paling signifikan adalah cabai rawit dan bawang putih, yang naik drastis hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Lonjakan Harga Pangan di Berbagai Daerah
Survei yang dilakukan di tujuh kantor wilayah KPPU, yakni Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Yogyakarta, menunjukkan bahwa:
Cabai rawit mengalami kenaikan harga signifikan, dengan lonjakan tertinggi di Samarinda mencapai Rp167.450/kg, diikuti Bandung (Rp115.000/kg) dan Yogyakarta.
Bawang putih juga mengalami kenaikan signifikan, dengan harga tertinggi tercatat di Makassar (Rp47.500/kg) untuk pasar tradisional dan Samarinda (Rp63.750/kg) untuk pasar modern. Kenaikan harga bawang putih diduga disebabkan oleh kenaikan harga dari tingkat importir dan distributor.
Beras medium dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di seluruh wilayah survei, dengan harga tertinggi di Samarinda (Rp14.400/kg) dan terendah di Lampung (Rp13.216/kg). Beberapa daerah juga mengalami kekosongan stok beras medium di pasar modern.
Telur ayam mengalami kenaikan harga di beberapa wilayah, dengan harga tertinggi di Samarinda (Rp32.150/kg) dan terendah di Surabaya (Rp27.050/kg). Meskipun demikian, stok telur ayam masih aman.
Daging ayam dan sapi relatif stabil, meski harga daging sapi di beberapa daerah tetap tinggi, berkisar antara Rp120.000 – Rp168.600/kg.
Minyak goreng curah dan Minyak Kita masih dijual di atas HET di beberapa daerah.
Meskipun terdapat kenaikan harga, KPPU memastikan bahwa stok komoditas pangan di pasar tradisional dan modern masih mencukupi. Hanya beberapa daerah yang mengalami keterbatasan stok, seperti bawang merah di Yogyakarta dan Samarinda serta beras medium di Surabaya dan Yogyakarta.
Langkah KPPU dalam Mengawasi Pasar
Menindaklanjuti hasil survei ini, KPPU akan terus melakukan pemantauan dan analisis untuk memastikan bahwa kenaikan harga yang terjadi murni akibat mekanisme pasar, bukan karena praktik anti persaingan usaha. Selain itu, KPPU juga berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok pangan.
Anggota KPPU, Eugenia Mardanugraha, menegaskan pentingnya kerja sama antar pihak dalam memastikan harga tetap stabil dan stok pangan mencukupi. “Dengan adanya kolaborasi antar pihak, diharapkan masyarakat mendapat jaminan ketersediaan pasokan komoditas di pasar dengan harga yang masih wajar, sehingga dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan penuh kebahagiaan,” ujarnya.
KPPU juga mendukung Asta Cita Presiden Nomor 2, yang menekankan pentingnya kemandirian bangsa dalam sektor pangan, energi, dan ekonomi. Oleh karena itu, pengawasan terhadap harga dan ketersediaan pangan akan terus dilakukan demi memastikan tidak ada pihak yang memanfaatkan momentum hari besar untuk meraup keuntungan secara tidak wajar.
Dengan upaya ini, diharapkan harga pangan tetap terkendali dan masyarakat dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih nyaman tanpa terbebani lonjakan harga yang berlebihan.
Editor : Deni