SURABAYA, KABARHIT.COM - Tim dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Unesa menggelar pengabdian kepada masyarakat koperasi wanita usaha di Kelurahan Dukuh Menanggal, Surabaya pada Sabtu (26/10/2025) lalu.
Kegiatan ini bertujuan ini adalah untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja anggota koperasi wanita melalui penguatan kapasitas pengelolaan keuangan.
Tujuh dosen yang terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM). Diantaranya adalah yang diketuai oleh Bayu Rama Laksono, SE. M.Ak dengan beranggotakan adalah Dr. Rohmawati Kusumaningtias, SE., MSA., Ak; Dr. Ika Permatasari, S.E.,Ak., M.Ak.,CA; Rendra Arief Hidayat, S.Pd., MSc; Fitriah Dwi Susilowati, S.Sos., M.SM; Ruth Eviana Hutabarat, S.E.,M; dan Fresha Kharisma, S.E., M.SM.
Ketua Tim PKM FEB Unesa Bayu Rama Laksono mengatakan bahwa koperasi wanita ini memilih potensi besar dalam mendukung perekonomian keluarga dan pemberdayaan perempuan. Menurutnya, seringkali masih menghadapi kendala seperti kurangnya kapasitas sumber daya manusia dalam menyusun laporan keuangan.
"Minimnya pelatihan manajerial dan rendahnya partisipasi aktif anggota dalam pengambilan keputusan. Dengan pendampingan, kami bisa memberikan solusi kontret dan aplikatif berupa pelatihan pencatatan keuangan, laporan keuangan yang akuntabel, dan pembentukan budaya transparansi serta tanggung jawab di koperasi," ujarnya melalui keterangan tertulis diterima redaksi, Senin (27/10/2025).
Pria akrab dipanggil Bayu menyampaikan bahwa sistem pengelolaan keuangan sederhana namun akuntabel, yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi dan kebutuhan koperasi.
"Mendorong tumbuhnya budaya akuntabilitas dan partisipasi aktif anggota dalam pengambilan keputusan dan pengawasan keuangan koperasi. Meningkatkan kinerja koperasi secara keseluruhan, baik dalam aspek keuangan, manajerial, maupun kepercayaan anggota," jelasnya.
Ia pun menjelaskan, alasan memilih koperasi wanita yang aktif namun masih menghadapi kendala dalam pengelolaan keuangan dan pelaporan akuntabilitas. Bayu juga mengakui, proses pencatatan transaksi masih dilakukan secara manual, laporan keuangan belum tersusun secara sistematis, serta pemahaman anggota terhadap prinsip akuntabilitas masih terbatas.
"Pemilihan lokasi ini juga didasarkan pada pertimbangan kedekatan geografis dengan perguruan tinggi, sehingga memungkinkan kegiatan pendampingan dilakukan secara intensif, berkelanjutan, dan efisien dari sisi waktu serta biaya," jelasnya.
Selain itu, Bayu mengungkapkan bahwa ada beberapa tantangan yang dihadapi di lapangan. Salah satunya tingkat literasi keuangan yang beragam.
"Karena, mereka masih bervariasi dalam memahami konsep dasar akuntansi dan akuntabilitas keuangan. Hal inilah, membuat proses pelatihan perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih sederhana dan praktik," ungkap Dosen Akuntansi Unesa.
"Tak hanya itu, koperasi ini masih mengandalkan pencatatan manual dan belum memiliki perangkat digital yang memadai untuk sistem keuangan. Sehingga, proses pencatatan dan pelaporan membutuhkan waktu lebih lama," tambahnya.
Bayu juga menekankan bahwa pentingnya transparan dan akuntabel. Pada awalnya, beberapa anggota kasih menganggap laporan keuanganhanya tanggung jawab pengurus, bukan seluruh anggota.
"Keterbatasan data dan dokumen keuangan, beberapa catatan transaksi masa lalu belum terdokumentasi dengan baik, sehingga proses awal penyusunan laporan keuangan memerlukan upaya ekstra dalam penelusuran data," imbuhnya.
Bayu berharap bahwa koperasi wanita yang menjadi mitra ini dapat mempertahankan dan mengembangkan sistem pengelolaan keuangan yang akuntabel dan transparan.
"Sehingga koperasi ini semakin dipercaya oleh anggotanya dan mampu meningkatkan kinerja ekonomi serta kesejahteraan anggota," harap dia.
"Selain itu, diharapkan koperasi ini dapat menjadi model praktik baik (best practice) bagi koperasi wanita lainnya dalam mengelola keuangan dan menerapkan prinsip akuntabilitas," pungkasnya.
Editor : Ipul