SURABAYA, KABARHIT.COM – Kantor Perwakilan Lembaga Penjamin Simpanan II (LPS) bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Kantor OJK Provinsi Jawa Timur, Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur, dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kemenkeu Jawa Timur, menggelar acara Temu Media bertema “Sinergi Berkesinambungan untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025”.
Dalam pemaparan oleh Sigit Danang Joyo, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I, serta Didyk Choiroel, Kepala DJPb Jawa Timur, disampaikan bahwa kinerja ekonomi Jawa Timur tetap terjaga.
Pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III 2024 tercatat sebesar 4,91% (yoy), didorong oleh peningkatan ekspor dan permintaan domestik yang kuat. Tingkat kemiskinan berhasil ditekan hingga 9,79%, menurun 0,56% dibandingkan Maret 2023. Prevalensi stunting pun mencatatkan penurunan signifikan menjadi 6,10%, jauh di bawah target 14%.
Pendapatan negara hingga 31 Oktober 2024 mencapai Rp211,65 triliun. Dari angka tersebut, penerimaan pajak sebesar Rp96,96 triliun tumbuh 7,79% (yoy), mencapai 74,51ri target APBN 2024. Penerimaan dari sektor jasa keuangan dan asuransi menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 33%, didukung oleh peningkatan kredit dan suku bunga.
Tahun 2025, penerapan tarif PPN menjadi 12% serta kontribusi dari smelter Freeport Gresik diharapkan memperkuat penerimaan pajak. Sementara itu, penerimaan bea dan cukai tercatat Rp107,93 triliun, tumbuh 2,21% (yoy), dengan pertumbuhan signifikan pada penerimaan bea masuk dan cukai.
Belanja negara mencapai Rp110,35 triliun, terdiri dari belanja kementerian/lembaga (Rp39,56 triliun) dan transfer ke daerah (Rp70,79 triliun). Belanja pendidikan mendominasi, dengan dana digunakan untuk bantuan pendidikan, peningkatan akses dan mutu madrasah, serta pengembangan perguruan tinggi. Belanja infrastruktur terealisasi sebesar Rp4,72 triliun, mendorong investasi yang signifikan di Jawa Timur.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, M. Noor Nugroho, optimis perekonomian Jawa Timur tetap stabil meski mengalami sedikit perlambatan, dengan pertumbuhan 4,91% (yoy) pada Triwulan III 2024.
" Perlambatan ini disebabkan moderasi net ekspor akibat kenaikan impor bahan baku. Di sisi harga, inflasi IHK Jatim pada Oktober 2024 tercatat 1,66% (yoy), dalam rentang sasaran, berkat sinergi pengendalian inflasi melalui GNPIP, " kata dia
Kepala OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyoroti pertumbuhan industri jasa keuangan, dengan penghimpunan dana dan penyaluran kredit tumbuh masing-masing 6,10n 7,66% (yoy). Industri pasar modal Jawa Timur terus berkembang, dengan 53 emiten yang menghimpun dana Rp13,74 triliun hingga September 2024. Di sektor asuransi, jumlah polis meningkat 180,32% (yoy) menjadi 3,9 juta polis, sedangkan aset neto dana pensiun tumbuh 4,94% (yoy).
" Program inklusi keuangan seperti GENCARKAN terus digalakkan. Sepanjang 2024, telah dilakukan 640 kegiatan edukasi keuangan di 38 kota/kabupaten dengan total peserta 162.934 orang. Dalam perayaan Bulan Inklusi Keuangan, Jatim Inclusion Festival 2024 berhasil membukukan 1.888 rekening baru dan transaksi keuangan senilai Rp5,01 miliar," ungkap Yunita Linda
Kepala Kantor Perwakilan LPS II, Bambang S. Hidayat, melaporkan bahwa hingga September 2024, LPS menjamin 99,95% rekening nasabah bank umum di Jawa Timur.
" LPS terus memantau dan menetapkan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dengan langkah-langkah strategis termasuk evaluasi suku bunga dan sosialisasi intensif terkait penjaminan simpanan, " terang Kepala Kantor Perwakilan LPS II, Bambang S. Hidayat,
Sinergi lintas lembaga ini diharapkan terus berlanjut untuk menjaga stabilitas dan menghadapi tantangan ekonomi global tahun 2025.
Editor : Deni