SURABAYA, KABARHIT.COM – Komisi C DPRD Kota Surabaya Gelar Hearing Terkait persiapan Pemerintah Kota Surabaya dalam penanganan pencegahan masalah banjir dan genangan air wilayah kota Surabaya, Jumat, 23/11/ 2024
Kepala Bidang Drainase Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya (DSDABM) Kota Surabaya, Windo Gusman Prasetyo, menyampaikan bahwa Fokus utama pembahasan adalah langkah-langkah strategis untuk mencegah banjir dan genangan di wilayah kota.
"Kami telah menyelesaikan pembangunan drainase pada bulan November. Selain itu, pemeliharaan saluran juga sudah dilakukan, termasuk normalisasi di 217 titik," jelas Windo Gusman Prasetyo
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan 84 titik alat berat untuk mendukung kinerja satgas.
Untuk penanganan darurat, Pemkot telah menyiapkan Satgas Unit Reaksi Cepat (URC) yang akan bertugas saat dibutuhkan untuk mengatasi genangan di jalan-jalan utama.
"Kami juga menyediakan dua mobil pompa sebagai langkah antisipasi jika terjadi genangan yang tidak diharapkan di jalan," tambahnya.
Selain itu, kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) juga menjadi bagian dari strategi penanganan banjir.
"DLH dan Damkar akan membantu menyedot aliran air yang tidak diinginkan di jalan dengan dukungan mobil pompa yang tersedia selama periode musim hujan ini," ungkapnya.
Komisi C DPRD Kota Surabaya mengapresiasi langkah-langkah yang telah disiapkan, namun meminta Pemkot terus memantau pelaksanaan di lapangan agar tidak terjadi hambatan dalam penanganan banjir. Hearing ini diharapkan menjadi awal sinergi yang lebih baik antara DPRD dan Pemkot untuk melindungi warga Surabaya dari dampak musim hujan.
Sementara, anggota komisi C DPRD Kota Surabaya, Sukadar, menjelaskan ada empat faktor yang mempengaruhi terjadinya hujan di Surabaya. Berdasarkan temuan, tiga faktor utama adalah: pertama, adanya banjir kiriman dari wilayah selatan yang menyebabkan aliran air mengalir ke Surabaya meskipun di kota ini tidak ada hujan. Kedua, pembukaan dan penutupan saluran air yang ada di Bendungan Mlirit.
Sukadar juga menegaskan bahwa kewenangan terkait Bendungan Mlirit berada di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS), bukan pemerintah provinsi. Surabaya, melalui jasa Tirta, mengelola Sungai Wonokromo untuk mengatasi masalah ini.
Jasa Tirta dan BBWS bertanggung jawab atas pengelolaan saluran air, yang merupakan kewenangan mereka, terutama terkait dengan air kiriman yang masuk ke wilayah Kota Surabaya.
" Namun, di Surabaya juga terdapat instansi yang memiliki peran penting, yaitu DBASDM, yang bertugas mengelola pembangunan Drainase yang terkoneksi hulu sampai hilir
Kita akan melihat hasilnya besok, apakah drainase yang sudah dibangun oleh Pemkot Surabaya dapat mengurangi genangan air atau tetap seperti sebelumnya.
"Saat ini, saya melihat Pemkot Surabaya sudah melaksanakan kewajibannya dengan membangun cebung (atau yang kita sebut bozem) sebelum air drainase dibuang ke laut.
Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya mengatasi masalah banjir dan rob melalui berbagai strategi, seperti pembangunan bozem sebagai penampungan sementara sebelum air dialirkan ke laut.
"Namun, keterbatasan anggaran APBD menjadi kendala dalam menyelesaikan proyek-proyek tersebut dalam waktu singkat," terang legislator PDI Perjuangan Sukadar
Harapan besar diarahkan agar permasalahan ini dapat terselesaikan tahun depan. Selain itu, ancaman rob di sepanjang tepi pantai Surabaya juga memerlukan solusi komprehensif.
Salah satu langkah yang diusulkan adalah pembangunan bendungan laut atau sea wall untuk melindungi wilayah pesisir," terang Sukadar
Di sisi timur, pengembangan hutan mangrove dinilai dapat membantu meminimalisir dampak rob. Pembangunan mangrove yang lebih banyak dan menjorok ke laut dinilai mampu memberikan perlindungan alami terhadap banjir.
"Namun, pemerintah kota dinilai belum maksimal dalam mengimplementasikan langkah ini," ucap Sukadar
Terkait kebijakan, rencana pembuatan Peraturan Daerah (Perda) untuk mendukung pembangunan tanggul dan perluasan mangrove juga tengah dipertimbangkan.
" Langkah ini diharapkan mampu mengidentifikasi dan menangani penyebab banjir secara lebih efektif" tutup Sukadar
Editor : Deni