SURABAYA, KABARHIT.COM Komisi B DPRD Kota Surabaya yang membidangi Keuangan dan perekonomian meminta kepada para pengelola wisata di Surabaya untuk memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD).
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Anas Karno, saat mendampingi warga Jangkungan Surabaya berwisata di Kebun Binatang Surabaya (KBS) Minggu (14/01/2024).
Anas mengatakan bahwa potensi PAD dari destinasi wisata di Surabaya ini akan maksimal jika ada upaya optimalisasi yang dilakukan oleh pengelola wisata.
"Contohnya KBS ini, animo masyarakat terhadap wisata yang menjadi trade mark kota Surabaya ini begitu tinggi. Nah jika bisa dioptimalisasi bukan tidak mungkin PAD akan meningkat tajam," katanya.
"KBS ini kan terintegrasi dengan TIJ (Terminal Intermoda Joyoboyo) nah dari situ ada retribusi parkir dan angkutan suroboyo bus, inikan jika dioptimalkan kan bagus," sambung Anas.
Selain itu, pengelola wisata juga harus bisa membuat inovasi yang kreatif sebagai upaya meningkatkan tingkat kunjungan masyarakat.
"Pengelola harus berani membuat inovasi dan menyediakan fasilitas seperti wahana dan lain sebagainya yang mampu meningkatkan minat masyarakat. Sehingga, masyarakat akan lebih memilih wisata-wisata lokal surabaya. Dan ini penting," tegasnya.
Jika sudah memiliki inovasi timpa Anas, destinasi wisata Surabaya akan memiliki daya saing dengan wisata didaerah lain sehingga mampu meberikan kontribusi terhadap PAD.
"Kurang maksimalnya sektor ini disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah belum idealnya kondisi lapangan sebagai sustainable development dan memiliki daya saing yang tinggi," tuturnya.
Anas mencontohkan, di KBS ada Surabaya night zoo yang juga masih butuh pengembangan, kemudian Kawasan THP (Taman Hiburan Pantai) Kenjeran, Romokalisari land, Kebun Raya Mangrove dan musium 10 November, musium pendidikan, dan musium olahraga di komplek gelora Pancasila.
"Tentunya, optimalisasi PAD disektor wisata ini juga membutuhkan peran serta masyarakat dengan memilih wisata-wisata di dalam kota sendiri," pungkas Anas.(*)
Editor : Deni