KA Mutiara Timur Hadir dengan Kereta _New Generation

avatar kabarhit.com

SURABAYA, KABARHIT.COM Setelah 2 tahun berhenti beroperasi, KA Mutiara Timur pada angkutan lebaran 2024 ini kembali beroperasi. Hal ini sekaligus dengan dirangkaikannya kereta ekonomi _New Generation_ yang dirangkaikan pada KA Mutiara Timur, relasi Surabaya Pasarturi - Ketapang PP.

Mulai Sabtu (6/4), KA Mutiara Timur menggunakan rangkaian 5 Kereta Ekonomi _New Generation_ yang berkapasitas 72 TD dan 2 Kereta Ekonomi dengan kapasitas 64 TD. Dengan stamformasi 5 kereta ekonomi _New Generation_ + 2 kereta ekonomi + 1 kereta makan, dan memiliki kapasitas 488 TD.

Baca Juga: Daop 8 Berikan Layanan Rail Clinic Library di Stasiun Sidotopo

Manager humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif, menjelaskan dengan menghadirkan rangkaian kereta ekonomi _New Generation_ ini, merupakan bukti bahwa KAI selalu berusaha berinovasi mengikuti perkembangan zaman untuk memberikan kenyamanan pada pelanggan.

"Hadirnya kereta ekonomi _New Generation_ ini merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan pada pelanggan, sekaligus memberikan _customer experience_ dengan KA," ucapnya.

Baca Juga: KAI Daop 8 Hadirkan Tarif Khusus Kereta Api Jarak Jauh

Kelebihan rangkaian kereta ekonomi _New Generation_ yakni :
- _leg room_ lebih luas,
- jenis kursi tipe _captain seat)_ dan bisa diatur kemiringannya _reclining),_
- bisa disesuaikan laju KA atau berhadapan _revolving);_
- dilengkapi dengan _public Information Display System (PIDS)_ yang dapat menampilkan jam dan suhu,
- toilet dengan nuansa yang lebih mewah dan menggunakan kloset duduk, dan
- nuansa interior lebih cerah.

KA Mutiara Timur ini berangkat dari Stasiun Surabaya Pasarturi pukul 08.55 wib, sedangkan berangkat dari Stasiun Surabaya Gubeng pukul 09.15 wib, dan tiba di Stasiun Ketapang pukul 15.45 wib.

Baca Juga: Selama Angkutan Nataru 2021-2022 Pelayanan KAI Daop 8 Berjalan Aman dan Lancar

"Pemesan tiket dapat dilakukan melalui aplikasi Access by KAI, web kai.id maupun channel penjualan resmi lainnya," pungkas Luqman Arif.

Editor : deni