Sinergi Kanwil IV KPPU dan FEB Unair: Mahasiswa Bergerak untuk Kemajuan Usaha Mikro Kecil

SURABAYA, KABARHIT.COM - 30 Januari 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) bersama Kantor Wilayah IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (Kanwil IV KPPU) sukses menyelenggarakan program Pengabdian Masyarakat bertajuk Mahasiswa FEB Unair Peduli Usaha Mikro Kecil (UMK).

Program ini merupakan implementasi dari kerja sama yang telah terjalin antara kedua institusi, dengan tujuan memberdayakan pelaku UMK melalui pendampingan dalam aspek digitalisasi, pemasaran, branding, dan keuangan digital.

Setelah berlangsung sejak 2 Januari 2025, program ini resmi ditutup dalam sebuah acara di Aula K.R.T. Fadjar Notonegoro, FEB Unair. Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Kanwil IV KPPU, Wakil Dekan I FEB Unair, dosen pendamping, serta mahasiswa yang telah menyelesaikan program pengabdian ini.

Dukungan Akademisi dan KPPU
Acara dibuka dengan laporan kegiatan yang disampaikan oleh Dr. Wisnu Wibowo, S.E, M.Si, selaku Wakil Dekan I FEB Unair. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi terhadap KPPU atas dukungannya dalam program ini.

“Program ini sangat layak untuk diteruskan karena memberikan manfaat besar, baik bagi mahasiswa yang mendapatkan pengalaman langsung di dunia usaha, maupun bagi UMK yang mendapatkan pendampingan strategis dalam menghadapi persaingan pasar,” ujar Dr. Wisnu.

Sementara itu, Romi Pradhana Aryo, Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kanwil IV KPPU, menegaskan bahwa KPPU berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan UMK, sejalan dengan amanat UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

“Program ini tidak hanya melatih intuisi mahasiswa dalam berpikir dan memecahkan masalah, tetapi juga membangun empati serta komitmen mereka terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Romi.

Dampak Program: Mahasiswa dan UMK Berkolaborasi
Program ini melibatkan 61 mahasiswa dari berbagai program studi di FEB Unair, dengan komposisi partisipasi sebagai berikut:

Ekonomi Islam: 30%
Akuntansi: 44%
Manajemen: 8%
Ekonomi Pembangunan: 18%
Para mahasiswa tersebar di 11 kabupaten/kota di empat provinsi: Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali, dengan Surabaya sebagai kota dengan jumlah UMK terbanyak yang menerima pendampingan. Secara keseluruhan, sebanyak 172 pelaku UMK mendapatkan bimbingan dalam berbagai aspek usaha.

Menurut Dr. Wisnu, fokus utama program ini adalah membantu UMK dalam menyesuaikan diri dengan era digital.

“Saat ini, digitalisasi bukan sekadar kebutuhan, tetapi sebuah keharusan bagi UMK agar dapat bersaing. Namun, banyak pelaku usaha kecil masih mengalami kesulitan dalam penerapannya. Oleh karena itu, program ini hadir untuk membantu mereka,” jelasnya.

Salah satu keberhasilan nyata dari program ini adalah keberhasilan beberapa UMK dalam mengadopsi digitalisasi, seperti Nasi Jagung Ibu Yuli, Nasi Pecel Ibu Sumini, dan Jamu Ibu Wiji. Mereka kini mulai menggunakan WhatsApp Business, pembayaran QR code, dan platform i-Menu untuk meningkatkan jangkauan pasar mereka.

Studi Kasus: Peran Mahasiswa dalam Pemberdayaan UMK
Dalam sesi presentasi hasil, dua kelompok mahasiswa berbagi pengalaman mereka selama menjalankan program:

1. Kelompok 13: Sudut Peduli UMK
Mahasiswa dari Kelompok 13—Sagtita Audiyah, Nuril Auliya, dan Fidela Albina—memfokuskan program mereka pada digitalisasi, branding, dan pengelolaan keuangan bagi UMK. Mereka menemukan bahwa mayoritas pelaku UMK masih menggunakan metode konvensional dalam operasional usaha mereka.

Melalui pendampingan ini, mereka membantu mitra UMK untuk: Menggunakan WhatsApp Business sebagai katalog online
Mengadopsi pembayaran digital QR Code. Meningkatkan branding melalui banner dan stiker promosi

Pendampingan ini terbukti meningkatkan daya saing UMK, memperluas pasar mereka, serta membantu dalam efisiensi usaha.

2. Kelompok 5: Pemberdayaan UMK di Ponorogo Kelompok ini bekerja sama dengan beberapa UMK di Ponorogo, seperti Keripik Tempe Arum, Ceriping Pisang Mekar Sari, Azka Thoreng, dan Rumah Harapan Mulya.

Fokus utama mereka adalah:
Digitalisasi usaha dengan WhatsApp Business Pembuatan logo dan kartu nama untuk branding Mencari mitra pemasaran, seperti Swalayan Surya Slahung dan Galeri Batik Soemowarso

Dengan strategi ini, UMK yang didampingi mengalami peningkatan jangkauan pemasaran dan profesionalitas produk.

Masa Depan Program: Menuju Kompetisi Nasional Melihat keberhasilan program ini, FEB Unair berencana mengajukan proyek ini ke Kompetisi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tingkat nasional. Partisipasi lebih luas dari mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan juga akan didorong untuk memperluas dampak program di masa mendatang.

Selain itu, mahasiswa yang terlibat dalam program ini berpeluang mendapatkan konversi SKS serta penghargaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi jika berhasil dalam kompetisi nasional.

Penutupan dan Apresiasi
Acara ditutup secara resmi oleh Dyah Paramita, S.I.Kom, M.Si, selaku Kepala Bagian Administrasi Kanwil IV KPPU. Dalam penutupannya, Dyah menyampaikan apresiasi atas sinergi yang terjalin antara FEB Unair dan Kanwil IV KPPU.

“Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut untuk mendukung pertumbuhan UMK yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi di era digital,” ujarnya.

Dengan berakhirnya program ini, diharapkan manfaatnya dapat terus dirasakan oleh UMK yang telah dibantu, sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini menjadi langkah nyata dalam membangun ekonomi yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing tinggi.

Editor : Deni