MALANG, KABARHIT.COM - Memasuki masa tenang dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak Jawa Timur (Jatim) 2024, Penerima beasiswa Australia Awards Indonesia (AAI) menggelar kegiatan sosialisasi di Madrasah Aliyah Al Hidayat, Malang, Selasa (19/11/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai penting hak suara, tanggungjawab dalam be demokrasi serta cara menjadi pemilih yang cerdas dan bijak.
Kegiatan ini bertajuk be a smart early voter. Juga diikuti sebanyak 199 siswa-siswi Madrasah Aliyah Al Hidayah di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jatim. Acara ini juga menghadirkan narasumber berpengalaman yaitu Profesor dari Queensland University of Technology Anggela Romano, Perwakilan Snack Video Yulikha Satria, Abdul Majid Alumni AAI dan Ketua LIRA Disability Care, dan PPK Kecamatan Wajak.
Ketua Panitia Teguh Budiarto mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada pemilih pemula agar mampu memilah informasi di era digital.
"Pemilih pemula harus memahami demokrasi dan melindungi diri dari misiinformasi serta berita hoaks terutama pilkada serentak ini," ujarnya dalam keterangan pers diterima oleh redaksi pada hari yang sama.
Teguh menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai momentum untuk mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya berpartisipasi secara aktif, tapi juga mampu menjadi pemilih cerdas dan bertanggung jawab.
"Ini merupakan bagian kontribusi saya melalui program AAI Short Course. Saya berterima kasih kepada semua pihak yang mendukung suksesnya kegiatan ini. Semoga edukasi ini memberikan dampak positif bagi pemilih pemula dan generasi muda di kecamatan Wajak," ujarnya.
Sementara itu, Ketua LIRA Disability Care Abdul Majid menjelaskan bahwa kampanye inklusivitas Pilkada Jatim 202R melalui gerakan berikami10% ini merupakan dorongan kouta 10 persen keterwakilan penyandang disabilitas di parlemen dan memastikan hak-hak politik mereka terpenuhi.
"Peran penyandang disabilitas sangat penting dalam sistem demokrasi. Maka itulah, peserta memiliki hak politik bagi penyandang disabilitas baik sebagai pemilih maupun calon legislatif," terang Majid sapaan akrabnya.
Majid menuturkan bahwa inklusivitas dalam pemilu bukan hanya soal kouta, tapi juga terkait memastikan akses setara bagi seluruh warga negara.
"Melalui Kouta 10% di parlemen, kebutuhan Penyandang disabilitas akan lebih diperjuangkan. Ini merupakan langkah penting menuju demokrasi yang lebih adil, " tutur Majid.
"Saya berharap kampanye ini tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat, tapi juga menjadi awal perjuangan untuk mewujudkan demokrasi yang inklusif dan berkeadilan," pungkasnya.
Editor : Kacong